MAKALAH
PERJANJIAN AQABAH
( Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Sirah Nabawiyah)
Dosen Pengampu:
Imamul Huda,M.Pd.I.


Di Susun Oleh :
Efi setya                   (23010170039)
Fitri Ramandhani     (23010170056)
Iftitah Indana Zulfa  (23010170060)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017/2018
BAB 1
A.    Latar Belakang 
Nabi SAW selalu berusaha secara maksimal dan tidak pernah mengendurkan semangat dalam menyebarkan risalah Islam dan dakwah kepada masyarakat manapun yang pada mereka terbesit harapan dan kebaikan, termasuk kepada orang-orang yang datang ke Makkah untuk menunaikan suatu keperluan. Dan Madinah Yatsrib menjadi ajang pergulatan politik dan militer antara dua kekuatan terbesar didalamnya, yaitu suku Aus dan Khazraj. Dan kaum yahudi ikut dengan berbagai keburukan dan rekayasa mereka menyulut api konflik ini dalam suatu suasana yang jauh dari undang-undang ilahi.
Dengan keadaan seperti ini, Nabi mempunyai cara untuk menyelesaikan masalah tersebut deng perjanjian atau bai’at, yang dikenal dengan Perjanjian Aqabah Dalam makalah in kami akan menjelaskan dan mengkaji secara lebih tentang “Perjanjian Aqabah”
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Perjanjian Aqabah?
2.      Bagaimana terjadinya Perjanjian Aqabah?
3.      Dampak dari adanya Perjanjian Aqabah?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa itu Perjanjian Aqabah
2.      Untuk mengetahui bgaimana terjadinya Perjanjian Aqabah
3.      Untuk mengetahui dampak dari adanya Perjanjian Aqabah









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perjanjian Aqabah
Perjanjian Aqabah atau Bai’at Aqabah adalah perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang Yastrib (Madinah). Perjanjian ini terbagi menjadi 2, yaitu Perjanjian Aqabah I dan Perjanjian Aqabah II. Perjanjian ini terjadi pada tahun ke-12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M. Mereka melakukan Bai’at ini kepada Nabi di salah satu bukit di kota makkah, yaitu bukit Aqabah.
B.     Bagaimana terjadinya Perjanjian Aqabah
1.      Penyebab
Sejak suku Aus dan Khazraj terlibat dalam permusuhan yang tanpa henti, kaum yahudi bisa mengembalikan kedudukan dan kekuasaannya di Yastrib. Situasi itu menyadarkan para pemimpin suku Aus dan Khazraj, bahwa siapapun yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan di antara mereka, tetap saja mereka akan didominasi dan dijajah kaum yahudi. Mereka mulai menyadari pentingnya upaya untuk mempersatukan kedua suku itu dibawah kepemimpinan seorang raja atau penguasa. Demi tujuan itulah mereka memilih Abdullah bin ubay dari suku Khazraj sebagai pemimpin dari kedua suku itu. Karena ia dianggap memiliki kedudukan dan kecerdasan. Akan tetapi, karena perkembangan yang tidak terduga, keinginan mereka itu tidak bisa dilaksanakan. Salah satu perkembangan itu adalah perginya beberapa orang dari suku Khazraj ke Makkah pada musim haji.
Selama musim haji, Nabi bertemu dengan 6 orang dari suku Khazraj seraya menanyakan apakah mereka telah membuat perjanjian dengan orang yahudi. Mereka membenarkan. Kemudian Nabi memperkenalkan diri, menjelaskan tentang Islam, membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepadanya, lalu mengajak mereka bertauhid kepada Allah, maka sebagian mereka melihat sebagian lain, lalu berkata “Demi Allah, orang ini adalah Nabi yg kerap diancamkan orang yahudi kepada kita. Karena itu, jangan sampai kaum yahudi mendahului kita.”
Mereka menyambut dan menerima ajakan Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam. Lalu berkata “Kami telah meninggalkan golongan kami (Aus dan Khazraj) sehingga tidak ada lagi golongan yang saling bermusuhan dan saling mengancam.”
Kemudian kafilah muslim pertama dari yatsrib itu pulang ke negeri mereka. Mereka segera menyebarkan Islam kepada sanak keluarga dan kabilah mereka sehingga dalam waktu yang singkat nama Islam telah menjadi bibir penduduk Yatsrib. Kini kami telah menjadi golongan monoteis sebagaimana orang yahudi. Bahkan Islam akan membuat mereka jauh lebih baik dari kaum yahudi itu. Sejak dari itu tidak ada sebuah keluarga, baik suku Aus maupun Khazraj yang tidak menyebut nama Muhammad.
2.      Isi dari Perjanjian Aqabah
·         PERJANJIAN AQABAH I
Setelah satu tahun pertemuan antara Rasulullah dengan beberapa orang suku Khazraj, datang lagi 12 orang yatsrib ke Makkah. Mereka bertemu Rasulullah di Aqabah dan di tempat itu pula mereka menyatakan ikrar, atau janji setia kepada Nabi sehingga dikenal dengan Bai’at Aqabah pertama. Isi perjanjian tersebut diantaranya mereka tidak akan :
1.      Tidak menyukutan Allah
2.      Tidak mencuri
3.      Tidak berzina
4.      Tidak membunuh anak-anak
5.      Tidak mengumpat dan tidak memfitnah, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi
6.      Tidak menolak berbuat kebaikan
Barang siapa mematuhi semua itu, ia akan mendapat pahala surga, jika ada yang melanggar maka dikembalikan kepada Allah SWT.
Dialah yang berkuasa untuk menyiksa dan juga berkuasa untuk mengampuni segala dosa. 12 orang ini pulang ke Yatsrib dengan hati penuh iman. Mereka kemudian sangat aktif menyiarkan Islam. Mereka juga menyurat kepada Nabi, memohon beliau mengirim dai yang akan mengajari mereka  Al-Qur’an. Nabi mengirim Mus’ab bin ‘umair. Dibawah tuntunan dai ini, kaum muslim biasa berkumpul di sekitarnya dan mendirikan shalat jamaah.
·         PERJANJIAN AQABAH II
Ada kesibukan besar di kalangan muslim Yatsrib. Mereka sedang menunggu dengan cemas kedatangan musim haji. Disamping melakukan upacara haji, mereka akan bertemu Nabi dari dekat dan menyatakan kesiapan mereka untuk mengabdi kepada Islam dan untuk meluaskan rangkaian persetujuan yang sudah ada dari segi kuantitas maupun kualitas. Kafilah haji Yatsrib lebih dari 500 orang. Diantara mereka terdapat 73 muslim, termasuk 2 wanita, sisanya merupakan campuran orang tak acuh pada Islam dan yang berminat. Kelompok muslim itu menemui Nabi dan meminta ditetapkannya waktu untuk melaksanakan upacara bai’at. Nabi berkata “Kita akan bertemu di Mina di malam 13 Zulhijjah, saat orang sedang tidur, di lembah Aqabah (lembah sempit dekat Mina)”
Malam 13 Zulhijjah tiba. Nabi adalah orang pertama yang tiba di Aqabah bersama pamannya Abbas. Malam mulai larut, musyrikin pergi tidur. secara diam-diam orang-orang Islam bergerak satu demi satu menuju Aqabah. Abbas adalah orang pertama yang berbicara “Wahai Khazraj!! Anda sudah menyatakan dukungan kepada agama Muhammad! Ketahuilah, beliau orang paling mulia dikalangan sukunya. Seluruh bani hasyim, yang beriman dan yang tidak beriman pada agamanya, mengambil tanggung jawab terhadap keselamatannya. Namun Muhammad kini condong pada anda sekalian dan inigin berada di tengah-tengah anda. Jika yakin akan mematuhi perjanjian dan akan melindunginya dari gangguan musuh, kami siap melepaskan beliau pergi bersama anda. Namun bila anda tidak mampu membelanya dalam situasi sulit, anda boleh meninggalkannya disini. Biarkan beliau menghabiskan usianya bersama kerabatnya dengan kedudukan dan kehormatan tinggi.
Bura’ bin ma’ruf bangkit seraya berkata “demi Allah! Sekiranya ada hal lain di hati kami selain apa yang telah perkatakan dengan lidah kami, niscaya kami sudah mengungkapkannya. Kami tak punya niat lain kecuali memenuhi perjanjian itu dengan tulus dan berkorban di jalan Nabi.” Kemudian nabi membacakan beberapa ayat dan merangsang kecenderungan mereka terhadap islam. Beliau berkata “saya menerima bai’at anda sekalian, bahwa anda akan membela saya seperti anda membela anak-anak dan anggota keluarga anda.” Bura’ kembali bangkit seraya berkata “kami adalah prajurit perang yang telah berlatih sebagai serdadu. Kami mewari sifat ini dari leluhur kami.”
Sementara itu, ketika seluruh hadirin hadirin telah bergairah, suara mereka menjadi lebih keras, yang merupakan tanda semangat mereka yang luar biasa. Abbas, sambil memegang tangan Nabi, berkata, “Ada mata-mata yang mengintai kita, jadi kita mesti bicara pelan-pelan,” Bura’ bin ma’rur. Abu al-Haitsam bin Taihan, dan As’ad bin Zurarah kemudian bangkit, lalu meletakkan tangan mereka diatas tangan nabi sebagai tanda bai’at. Sesudah itu semua hadirin melakukan bai’at satu demi satu.
Sambil melakukan bai’at, Abu Haitsam berkata “Wahai Rasul Allah! Kami telah mengikat perjanjian dengan orang yahudi. Namun, kini tidak ada pilihan selain mengabaikannya.  Karena itu, tidak layak Anda meninggalkan kami suatu hari nanti dan kembali ke kaum Anda.” Nabi menjawab “Bila anda sudah membuat janji pada seseorang, saya menganggap itu patut dihormati. Pilihlah 12 orang anda sebagai wakil, sebagaimana Nabi Musa bin Imran memilih 12 pemimpin dari Bani Israil, sehingga dalam situasi sulit, anda dapat mengandalkan pandangan mereka.” Setelah itu 12 wakil kaum Anshar (9 Khazraj dan 3 Aus) diperkenalkan kepada Nabi. Nama dan keterangan tentang mereka direkam Karena itu, tidak layak Anda meninggalkan kami suatu hari nanti dan kembali ke kaum Anda.” Nabi menjawab “Bila anda sudah membuat janji pada seseorang, saya menganggap itu patut dihormati. Pilihlah 12 orang anda sebagai wakil, sebagaimana Nabi Musa bin Imran memilih 12 pemimpin dari Bani Israil, sehingga dalam situasi sulit, anda dapat mengandalkan pandangan mereka.” Setelah itu 12 wakil kaum Anshar (9 Khazraj dan 3 Aus) diperkenalkan kepada Nabi. Nama dan keterangan tentang mereka direkam musyrik di Makkah.”
 Memang, kafilah haji Yatsrib terdiri dari 500 orang, tetapi hanya sekitar 73 orang yang melakukan bai’at di Aqabah. Sisanya tak tahu apa-apa. Mereka tertidur pulas saat bai’at berlangsung. Karena itu yang tidak terlibat (non-muslim) berani bersumpah bahwa tidak ada perjanjian semacam itu. Pemimpin Quraisy melakukan penyelidikan lebih jauh. Kaum muslim yang hadir dalam pertemuan itu menyadari bahwa rahasia mereka telah terbongkar. Sebelum dikenali siapa saja yg terlibat bai’at tersebut kaum muslim berpikir lebih baik pulang dan keluar dari pengaruh orang Makkah.
Tergesa-gesanya orang Yatsrib memacu kecurigaan Quraisy tentang perjanjian itu. Mereka lalu menyimpulkan berita itu benar. Mereka kemudian memburu semua orang Yatsrib itu, tetapi sudah terlambat. Kafilah haji asal Madinah telah jauh dari Makkah. Mereka hanya bisa menangkap Sa’d bin Ubadah dan kemudian menyiksanya. Namun Jubhair bin Muth’im bin Adi dan Al-Harits bin Umayyah datang menolongnya.
Dukungan yang diberikan rakyat Yatsrib kepada kaum muslim membangunkan lagi orang Quraisy dari keteledorannya. Mereka memperbarui penganiayaan dan penyiksaan. Sekali lagi mereka bersiap untuk mencegah pengaruh dan kemajuan Islam.
Para sahabat Nabi mengeluh tentang tekanan dan siksaan musyrikin dan meminta izin mengungsi ke tempat lain. Nabi meminta waktu sebelum mengambil keputusan. Setelah beberapa hari, beliau berkata kepada mereka “Tempat terbaik bagi anda sekalian adalah yatsrib. Dengan amat mudah anda dapat hijrah kesana satu demi satu.”
Setelah dikeluarkan perintah kepada kaum muslimin untuk hijrah, mereka meninggalkan Makkah dengan berbagai cara menuju Yatsrib. Namun, sejak tahap awal hijrah, orang Quraisy sudah mengetahui rahasia kepergian kaum muslimin itu. Karena itu mereka berusaha mencegah semua jenis perjalanan dan memutuskan untuk mengembalikan mereka yang sudah dalam perjalanan menuju Yatsrib. Mereka juga memutuskan, bila seseorang hijrah bersama keluarganya, sedang istrinya seorang Quraisy, maka si sitri tak boleh di bawa. Kendati begitu, mereka tidak menumpahkan darah, dan hanya meneruskan penyiksaan dan penganiyaan. Namun, kegiatan mereka tidak membawa hasil.
Bagaimana, sejumlah besar orang muslim berhasil melarikan diri dari cengkeraman Quraisy dan bergabung dengan rakyat Yatsrib, kecuali Nabi dan ‘Ali, serta kaum muslim yang ditahan atau sakit, tak ada lagi kaum muslim yang tertinggal di Makkah. Berbondong-bondongnya kaum muslim ke Yatsrib semakin mengkhawatirkan Quraisy. Untuk menghancurkan Islam, seluruh pemimpin berkumpul di Dar an-Nadeah dan berunding untuk menghadapi situasi itu. Tetapi seluruh gagasan mereka gagal dan akhirnya nabi pun hijrah ke Yatsrib pada bulan Rabiulawal tahun ke-14 karasulannya.

BAB III
KESIMPULAN
Perjanjian Aqabah adalah perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Yatsrib. Perjanjian ini terbagi menjadi 2, perjanjian Aqabah I dan perjanjian Aqabah II. Terjadi pada tahun ke-12 kenabian bertepatan dengan 621 M di bukit Aqabah. Perjanjian Aqabah I yaitu antara 12 orang Yatsrib dengan Nabi Mahammad SAW, yang berisi tidak akan menyukutukan Allah, tidak berzina, tidak mencuri, tidak membunuh anka-anak, tidak mengumpat dan memfitnah, dan senantiasa melakukan kebaikan. Perjanjian Aqabah II antara 73 orang Yatsrib dengan nabi Muhammad SAW, yang isinya mereka akan melindungi Nabi dari musuh dan membelanya dalam situasi sulit. Dampak dari adanya Perjanjian Aqabah itu adalah ketakutan yang melanda kaum Quraisy akan kemajuan Islam, mereka menyiksa dan menganiaya muslim yang ada di Makkah, sehingga kaum muslim hijrah ke Yatsrib.





























Komentar

  1. Casinos Near Mohegan Sun - Mapyro
    Find Casinos Near Mohegan Sun in Montville, Connecticut 구리 출장샵 and 김포 출장안마 other 안산 출장샵 places to stay near Mohegan Sun. Casinos Near Mohegan Sun. 1 Mohegan Sun Blvd. Montville, 여주 출장안마 CT 군산 출장샵 06382.

    BalasHapus

Posting Komentar